Cara Mengecek Apakah Pondasi Rumah Sudah Sesuai Standar

Cara Mengecek Apakah Pondasi Rumah Sudah Sesuai Standar

Pondasi Rumah – Pondasi merupakan struktur dasar bangunan sekaligus bagian kunci dalam konstruksi rumah. Sebagai penopang bangunan, pondasi rumah berperan meneruskan beban bangunan bagian atas menuju lapisan tanah tempatnya berdiri.

Secara umum pondasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Untuk pembangunan rumah sederhana satu lantai, pondasi dangkal sudah cukup guna memastikan bangunan berdiri kokoh.

Persoalan yang belakangan muncul adalah semakin mudah menjumpai rumah tinggal yang dibangun dengan pondasi seadanya alias tidak sesuai standar.

Demi menghemat anggaran, sebagian orang berpikir mengandalkan jasa tukang bangunan saja sudah cukup. Mereka berpendapat menggunakan jasa arsitek dan kontraktor cenderung mahal.

Padahal, membangun rumah tinggal tidak bisa asal-asalan. Apalagi, jika ini rumah pertama yang akan Anda huni sampai 10-20 tahun mendatang. Kekuatan pondasi jelas jadi poin keamanan pertama yang harus Anda perhatikan dalam membangun rumah. Lantas, seperti apa standar pondasi rumah yang aman dan kuat?

Cara Mengecek Apakah Pondasi Rumah Sudah Sesuai Standar

Pondasi Rumah Tinggal

Di Indonesia pondasi dangkal jadi pilihan utama untuk pembangunan rumah. Pondasi ini biasanya memanfaatkan material yang ada di sekitar lingkungan rumah sehingga biaya pembuatan relatif lebih terjangkau dibandingkan pondasi dalam. Adapun dua jenis pondasi dangkal yang paling sering digunakan adalah:

 

Pondasi menerus

Dikenal pula sebagai pondasi batu kali, pondasi menerus berfungsi menopang dinding batu bata dan beban struktur bangunan bagian atas.

Sebagian besar rumah satu lantai di Indonesia memakai teknik ini dengan material kombinasi pasir cor, semen, dan batu kali. Material disusun secara menerus menyusuri dinding bangunan. Tujuannya agar material di bagian bawah dapat mengikat kolom yang saling berdekatan sehingga bisa menahan dinding.

 

Pondasi setempat

Disebut juga pondasi foot plat karena berbentuk mirip telapak kaki. Material penyusun utamanya adalah batu pecah/koral, semen, besi, dan pasir cor.

Pondasi setempat dibangun persis di titik kolom bangunan dan berbentuk persegi panjang atau persegi. Berkat penggunaan struktur beton bertulang, pondasi iniideal untuk membangun hunian dua lantai.

 

Apakah Pondasi Rumah Anda Sudah Sesuai Standar?

Perencanaan tepat jadi kunci terpenting untuk menilai apakah pondasi rumah Anda sudah sesuai standar. Tanpa pondasi yang kokoh, bangunan akan menanggung berbagai risiko, mulai dari retak struktur sampai tidak sanggup menahan beban hingga rumah terlihat turun. Untuk itu, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut.

 

Cek kondisi tanah tempat bangunan berdiri

Poin pertama ini tidak boleh dilewatkan karena akan membantu Anda memilih pondasi jenis mana yang tepat untuk rumah.

Jika tanah tergolong cukup keras dan Anda akan mendirikan rumah satu lantai, pondasi batu kali pun cukup. Jika Anda ingin membangun rumah dua lantai di tanah serupa, pondasi foot plat dan batu kali bisa jadi kombinasi tepat.

Kalau tanah lokasi rumah akan dibangun cenderung lembek, berlokasi di lereng, atau bekas urug, Anda harus berkonsultasi dengan arsitek dan kontraktor. Pasalnya, kondisi tanah tersebut berisiko dan tidak semua tukang bangunan biasa punya pengetahuan cukup terkait hal tersebut.

 

Pilih pondasi yang sesuai

Setelah mengenal profil tanah, langkah berikutnya pilih pondasi mana yang sesuai. Bisa jadi Anda turut mempertimbangkan bujet dalam hal ini.

Namun, satu hal yang perlu ditekankan, utamakan keamanan dan keselamatan dalam membangun hunian. Anggaran bisa dikelola cermat, tetapi keamanan Anda dan keluarga tidak bisa ditawar.

 

Cek kedalaman pondasi

Jika kurang dalam, kekuatan pondasi akan terpengaruh sehingga kurang mampu menopang beban bangunan dengan baik. Pondasi batu kali butuh kedalaman minimal 60-80 cm, sedangkan pondasi foot plat harus mencapai kedalaman minimal 130 cm.

 

Cermati material yang digunakan

Pada pondasi batu kali, rasio adukan semen pasir 1:5 cukup ideal untuk memperkukuh pondasi. Siapkan juga stek supaya bisa disangkutkan pada sloof.

Pada pondasi foot plat, pilih tulangan beton minimal berukuran 12 mm dengan mutu sekitar K225. Untuk adukan semen pasir dan kerikil buat pada rasio 1:1,5:2,5. Jangan lupa cek supaya tulangan pondasi melekat atau menyatu tepat di tulangan kolom struktur untuk menambah daya dukung pondasi terhadap bangunan.

Anda sudah tahu seperti apa pondasi standar untuk membangun rumah berikut tips mengecek keamanan pondasi. Namun, pilihan terbaik adalah mempercayakan proyek pembangunan rumah pada arsitek dan kontraktor andal.

Berkat tangan para ahli berpengalaman, Anda cukup duduk manis saja memantau pembangunan rumah sampai tiba waktunya siap dihuni.

M. Rizan Aji Anggara S.Ars
Written by Rizan Aji Anggara

Seorang arsitek berbakat di Dinaka Arsitek yang dikenal dengan pendekatannya yang penuh kreativitas dan visi unik. Di Dinaka Arsitek, ia bukan hanya seorang arsitek, tetapi juga seorang visioner yang selalu berusaha menghadirkan inovasi dalam setiap karyanya. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Rizan terus berkontribusi pada perkembangan arsitektur yang lebih dinamis dan berkarakter.

Leave a Reply