Jenis dan Fungsi Retaining Walls – Retaining Walls atau dinding penahan tanah merupakan suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas atau alami dan mencegah kelongsoran baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun akibat beban yang bekerja di atasnya.
Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan tergeser.
Berbagai Jenis dan Fungsi Retaining Walls
Retaining Walls umum digunakan sebagai berikut:
- Retaining walls untuk jalan raya atau jalan kereta api yang dibangun di daerah lereng.
- Retaining walls untuk jalan raya atau jalan kereta api yang ditinggikan atau direndahkan untuk mendapatkan perbedaan elevasi.
- Retaining walls yang menjadi batas pinggir kanal.
- Retaining walls sebagai flood walls, yang digunakan untuk mengurangi atau menahan banjir dari sungai.
- Retaining walls sebagai penahan tanah pengisi dalam membentuk suatu jembatan. Tanah pengisi ini disebut approach filldan dinding penahan disebut abutments.
- Retaining walls sebagai penahan tanah di sekitar bangunan atau gedung–gedung.
- Retaining walls sebagai tempat penyimpanan material seperti pasir, biji besi, dan lain–lain.
Jenis–jenis Retaining Walls
1. Retaining Walls Type Gravitasi ( Gravity Wall )
Terbuat dari beton tidak bertulang atau pasangan batu, pada dinding jenis ini dipasang tulangan pada permukaan dinding untuk mencegah retakan permukaan akibat perubahan temperatur.
2. Retaining Walls Type Kantilever ( Cantilever Retaining Wall )
Terdiri dari kombinasi dinding dengan beton bertulang yang berbentuk huruf T. Ketebalan dari kedua bagian relatif tipis dan secara penuh diberi tulangan untuk menahan momen dan gaya lintang yang bekerja pada dinding tersebut.
Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak ( hell ). Ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6–7 meter.
3. Retaining Walls Type Counterfort ( Counterfort Wall )
Terdiri dari dinding beton bertulang tipis yang di bagian dalam dinding pada jarak tertentu didukung oleh pelat atau dinding vertikal yang disebut counterfort (dinding penguat). Ruang di atas pelat pondasi diisi dengan tanah urug.
Apabila tekanan tanah aktif pada dinding vertical cukup besar, maka bagian dinding vertical dan tumit perlu disatukan ( kontrafort ). Dinding kontrafort akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 meter.
4. Retaining Walls Type Buttress ( Butters Wall )
Dinding Buttress hampir sama dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian kontrafort diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi memikul tegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumit lebih pendek dari pada bagian kaki.
Dinding ini dibangun pada sisi dinding di bawah tertekan untuk memperkecil gaya irisan yang bekerja pada dinding memanjang dan pelat lantai. Dinding ini lebih ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter. Kelemahan dari dinding ini adalah penahannya yang lebih sulit daripada jenis lainnya.
5. Retaining Walls Bronjong ( Gabion )
Konstruksi yang berupa kumpulan blok-blok yang disusun secara vertikal ke atas dengan step-step meyerupai terasering/tangga-tangga. Blok-blok tersebut terbuat dari anyaman kawat logam galvanis yang kemudian diisi dengan agregat kasar berupa batu kali.
Selain berfungsi untuk menahan tekanan tanah, dinding penahan gabion ini juga berfungsi untuk memperbesar konsentrasi resapan air ke dalam tanah (infiltrasi).
6. Diaphragm Wall
Dilakukan sistem penggalian parit dengan bantuan lumpur pengeboran (bentonite slurry/polymer).
Diagram wallas terdiri dari dua jenis, yaitu
* Diaphragm walls cast in situ. Dibuat dengan tahapan akhir berupa pengecoran langsung dengan beton ready mix pada keranjang besi yang telah dibuat sebelumnya.
* Diaphragm walls precast. Tahap akhir dari pengerjaannya diisi dengan panel beton (beton pracetak). Pekerjaan ini terbatas maksimal ketinggian 18 meter dikarenakan terkendala masalah transportasi saat membawa beton pracetaknya.
7. Revetment
Retaining Walls sederhana yang berfungsi untuk memperkuat dan melindungi tanah dari gerusan aliran sungai atau ombak pantai. Konstruksi jenis ini dapat dibuat dari kayu, beton atau bebatuan.
Pada dasarnya revetment ini memiliki fungsi untuk memproteksi atau mengurangi risiko yang timbul akibat adanya efek gerusan/erosi yang dapat merusak kestabilan lereng/tanggul.
8. Bridge Abutment
Dinding dengan perluasan dinding tumpuan (wing wall) untuk menahan urugan jalan masuk (approach fill) dan juga menahan erosi. Retaining Walls memang penting penggunaannya dan diperlukan dalam konstruksi seperti underpass dan basement. Pemasangan retaining walls ini dapat mencegah terjadi longsor akibat beban yang terus-menerus diterima oleh tanah.
Leave a Reply