Komponen Utama Pondasi Bangunan

Komponen Utama Pondasi Bangunan – Sebuah bangunan, baik itu rumah, apartment, gedung perkantoran, sampai hotel banyak memiliki sisi yang perlu dan tidak dipisahkan keduanya. Salah satunya adalah fondasi, lantai, atap, dan dinding.

Salah satunya yang paling penting dalam pembangunan dan cukup sulit konstruksinya yakni fondasi, di mana semua untuk pembangunannya harus dibikin berbahan dan langkah terbaik supaya bangunan kuat dan berkualitas.

Untuk tersebut, dirasakan penting untuk mengulas, permasalahan fondasi bangunan, terutamanya elemen khusus sebagai materialnya. Tetapi saat sebelum mengulas permasalahan komponennya, perlu kita kenali dahulu, apa fondasi bangunan itu?

Ya, fondasi bangunan adalah elemen yang perannya untuk memberikan dukungan tegaknya sebuah bangunan di atas lokasi tanah. Untuk membuat sebuah fondasi, ada banyak material yang diperlukan. Berikut akan diulas dengan detil masing-masing elemen itu.

Komponen Utama Pondasi Bangunan

Komponen Utama Pondasi Bangunan

Komponen pondasi bangunan

I. SEMEN
Semen merupakan bahan perekat yang mengikat agregat kasar dan halus dalam adukan cor yang dijadikan pondasi. Sifat semen ialah halus dan bisa mengeras jika dicampur dengan air.

Material semen sendiri cukup kompleks, diantaranya terdiri dari kalsium oksida, tanah liat dengan silika oksida, gamping, alumunium oksida, gips, dan juga besi oksida. Campuran bahan-bahan ini membuat semen bisa mengeras layaknya batu jika sudah tercampur dengan air.

Semen ternyata tidka hanya terdiri dari satu tipe saja, melainkan ada 5 tipe semen yang sering dipakai berdasarkan fungsinya:

Tipe-tipe semen dalam dunia konstruksi:
Tipe I
Yaitu semen unutk bangunan umum. Nama lainnya ialah Ordinary Portand Cement.
Tipe II
Yaitu jenis semen yang digunakan jika ditemui gangguan sulfat dan panas hidrasi yang sedang.
Tipe III
Yaitu semen yang proses pengerasannya bisa berlangsung sangat cepat. Semen ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan konstruksi yang perlu penyelesaian cepat dengan batasan waktu tertentu.
Tipe IV
Yaitu semen yang memiliki panas hidrasi cukup rendah.
Tipe V
Yaitu semen yang dimanfaatkan untuk bahan konstruksi bagi pembangunan yang lokasinya ada di tepian pantai. Selain itu banyak pula diaplikasikan untuk konstruksi yang memiliki masalah sulfat yang tinggi.

Jenis-jenis semen yang sering digunakan:
Semen Portland Pozolan
Semen portland ditambah dengan pozolan dengan angka sekitar 10-30%, di sebut juga dengan semen Traz Portland Cement yang sering dipakai di negara Jerman.

Semen putih
Ciri khas dari semen ini ialah memiliki kadar Fe2O3 yang rendah. Warna abu-abunya diakibatkan oleh adanya serbuk besi. Material utamanya ialah dari batu kapur dan tanah liat putih, maka tak heran jika disebut dengan semen putih.

Mansory cement
Semen jenis ini memiliki fungsi untuk pasangan tembok serta plasteran bangunan. Yang unik dari semen ini ialah bahannya yang dibuat dari semen portland yang dicampur dengan batu kapur. Dari segi kualitas, semen tipe I memiliki kualitas yang lebih baik dari jenis semen yang stau ini.

Semen sumur minyak
Sesuai namanya, fungsi dari semen ini cukup spesifik, antara lain untuk menyemen pipa pengeboran minyak serta melapisi bocoran gas maupun air yang terjadi.

Hidropobic cement
Keunikan dari semen jenis ini ialah klinker yang di giling dengan adanya penambahan asam oleat/ asam streat.

Waterproofed cement
Semen ini dibuat dari semen portland dengan penambahan calsium, alumunium, serta sterat logam lain.

Semen alumina
Jenis semen yang dibuat dari batu kapur seta bauksit. Kadarnya ialah 60-70% batu kapur, dan 30-40% bauksit yang kemudian dibakar dalam suhu 1600 derajat celcius.

Masing-maisng jenis semen tersebut memiliki keunikan tersendiri dan fungsi yang spesifik. Jadi, untuk setiap kebutuhan kosntruksi, perlu mempertimbangkan sekiranya jenis semen mana yang akan dipakai, seperti pemilihan semen untuk pembuatan beton precast, beton readymix, pengecoran untuk reinforced concrete, maupun untuk prestressed concrete.

Jenis semen di atas sudah memiliki standar yang ditetapkan SNI, baik kegunaan maupun perbandingan material pembuatannya. Hal ini tak mengherankan, karena semen menjadi unsur utama dalam sebuah konstruksi.

 

II. KAPUR
Tidak kalah penting dengan semen, kapur merupakan salah satu bahan dalam konstruksi bangunan. Bahan yang satu ini sudah ada sejak zaman kuno. Kegunaannya ialah untuk memplester bangunan, pembuatan tembok, pilar, dan lain sebagainya.

Fungsi utama dari kapur meliputi:

Pengikat mortel
Pengikat pada beton cor. Bisa dicampur dengan semen portland untuk hasil konstruksi lebih baik.
Sebagai bahan pemutih

III. PASIR

Ukuran pasir standar yang baik digunakan dalam konstruksi ialah 0,0625 hingga 2 mm. Pasir sendiri merupakan bahan yang berasal dari alam dengan materi pembentuk berupa silikon dioksida.

Secara umum, jenisnya bisa dibedakan menjadi:

Pasir urug
Pasri pasang
Pasir putih bangka
Pasir beton
Dan pasir batu

IV. AIR

Air adalah bahan utama dalam pembuatan pondasi bangunan, beton cor, baik readymix, precast, dan semua beton cor pada umumnya. Air yang digunakan dalam setiap konstruksi haruslah air bersih dan segar, tidak bercampur dengan bahan lain seperti minyak, maupun unsur organik lainnya yang dapat mengganggu kualitas beton maupun konstruksi bangunan.

V. BETON

Beton merupakan material wajib yang ada dalam setiap konstruksi. Bahan pembuatnya ialah dari pasir, kerikil, semen, air, dan jika perlu bisa diberi penambahan agregat lain maupun bahan kimia agar kualitas beton lebih baik lagi.

Leave a Reply