Konstruksi Beton Anti Gempa – Gempa 7,7 SR yang mengguncang kawasan Donggala dan gempa 7,0 SR yang menerpa Pulau Lombok di tahun 2018 ini telah mengakibatkan banyak dampak. Salah satunya, kerusakan hingga hancurnya rumah-rumah warga.
Banyaknya bangunan yang rusak kemudian memunculkan pertanyaan, adakah konstruksi yang tahan terhadap goncangan gempa?
Konstruksi Beton Anti Gempa Dari Bambu
Seorang doktor dari Universitas Brawijaya, Dr Ir Baiq Sri Umniati MT telah melakukan penelitian sejak tahun 2013 mengenai angker bambu. Angker bambu tak lain adalah metode pemasangan bambu untuk campuran beton hasil temuannya. Angker bambu ini mampu memperkuat beton dan sambungannya sampai 2x lipat.
Angker bambu hasil temuan Dr Ir Baiq Sri Umniati MT yang kini menjadi Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang ini berbentuk setengah lingkaran bambu dengan panjang sekitar 25cm. Pada bagian atas bambu dipotong kurang lebih 2cm agar bisa dikaitkan dengan rangka beton. Selanjutnya angker bambu dikeringkan untuk mengurangi kadar air di dalam bambu. Proses pengeringan bambu ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan lamanya.
Jika bambu sudah cukup kering, selanjutnya bambu dicat dan diberi pasir. Pemberian cat tak lain agar pasir bisa menempel pada bambu. Sedangkan pemberian pasir bertujuan agar angker bambu tidak bergeser selama berada di dalam beton.
Pasir ini juga berfungsi menutup rongga-rongga yang muncul karena pengunaan bambu pada beton. Hasilnya, angker bambu akan mencengkeram beton dengan kuat.
Bila bambu sudah dicat dan diberi pasir, barulah angker bambu bisa dipasang pada empat sisi rangka balok. Angker bambu diberi pengait agar angker bambu tersebut tidak bergeser ketika proses pembuatan semen.
Dalam penelitian yang dilakukannya, Dr Ir Baiq Sri Umniati MT memasang angker bambu pada sambungan beton balok. Dari penelitian ini didapati bahwa angker bambu mampu menahan beban vertikal beton sampai dengan 10 ton dan lebih dari 200 ton untuk beban horizontal.
Penggunaan angker bambu membuat bangunan lebih tahan terhadap goncangan gempa. Angker bambu membuat beton tidak patah ataupun bengkok saat goncangan gempa terjadi. Selain itu, biaya pembuatan konstruksi beton pun menjadi lebih ekonomis.
Material Bambu yang Anti Gempa
Bambu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Jauh sebelum bambu digunakan pada konstruksi beton, bambu telah digunakan sebagai komponen utama pada rumah-rumah tradisional di Indonesia.
Di beberapa wilayah terdampak gempa seperti di daerah Bantul, bambu digunakan kembali sebagai material utama pada proyek rekonstruksi pasca gempa. Bambu digunakan sebagai elemen balok, kolom, pengisi dinding, lantai dan juga pendukung atap.
Sebagai bahan bangunan, bambu memang memiliki sejumlah keunggulan. Bambu bisa hidup di berbagai daerah, baik daerah dengan cuaca panas maupun cuaca dingin. Bambu tergolong sebagai tanaman dengan tingkat pertumbuhan paling cepat di dunia yakni mencapai lebih dari 60cm per hari.
Akar bambu mampu menyerap polutan tanah dan juga memperbesar cadangan air. Bambu memiliki umur pakai yang terbilang panjang hingga 40 tahun. Daya tahan bambu bisa dilihat dari keberadaan rumah-rumah adat di Kampung Naga di Jawa Barat yang sudah berusia lebih dari 40 tahun.
Tentu saja dalam pemanfaatan bambu ini, baik untuk konstruksi beton maupun sebagai material utama, perlu dipilih bambu yang benar-benar berkualitas. Bambu yang berkualitas ditandai dengan usia bambu yang sudah tua dengan serat-serat yang kuat, dalam keadaan kering dan sudah diawetkan.
Proses pengawetan bambu penting dilakukan untuk menghindarkan bambu dari serangan jamur dan serangga yang mengakibatkan pelapukan dan pengeroposan. Proses pengawetan ini bisa dilakukan dengan cara tradisional, kimiawi dan modern.
Cara pengawetan secara tradisional
Bambu cukup direndam dalam air mengalir, direndam dalam lumpur, direndam dalam air laut atau dengan pengasapan.
Cara pengawetan secara kimiawi
Bambu direndam dengan menggunakan boraks, pengasapan dengan memakai belerang, pelaburan dengan kapur, atau dengan campuran kapur barus dan minyak tanah.
Cara pengawetan secara modern
Dilakukan dengan sistem Vertical Soak Diffusion dengan larutan borate sebagai bahan pengawet.
Nah, dari pemaparan ini semakin jelas bahwa bambu menjadi salah satu solusi untuk konstruksi anti gempa. Bambu memiliki banyak keunggulan, mudah diperoleh, ekonomis dan terbilang mudah dalam pengolahannya. Jika wilayah Anda termasuk wilayah yang rawan gempa, apakah Anda tertarik untuk memanfaatkan bambu pada konstruksi bangunan?
Leave a Reply